RSS

Sabtu, 16 Januari 2010

mari bersyukur!

Inspirated by news on the tv!



Rentetan berita yang miris sekali! Bertemakan anak- anak tak berdosa, yang judulnya ditulis besar- besar serta dengan huruf di bold (lebih bagus pake ukuran font yang paling gede, biar jelas ngebacanya!):


“ANAK- ANAK YANG SENGAJA DITELANTARKAN ORANG TUA”


Sebagian besar beritanya, dikabarkan bahwa anak- anak atau bayi terlantar itu di jual dengan seenak jidatnya oleh sang ayah- bunda ‘tercinta’— yang ngakunya sih, dengan alasan lemah ekonomi, nggak punya uang lah, nggak bisa ngebiayain, nggak bisa menghidupi dan bla.. bla.. bla.. alasan klise yang lain. Bisa jadi mereka lupa, atau ‘melupakan’ bahwa tiap makhluk hidup di bumi, sekalipun sekecil kuman atau amoeba yang nggak kelihatan dengan mata telanjang, semua udah diatur jatah rezeki dan nafkahnya. Ada juga yang memang sengaja ditinggal di suatu tempat (misal: terminal), dengan harapan si anak akan ditemukan orang, atau paling nggak menghidupi dirinya sendiri dengan jalannya sendiri (halah!). Bukan cuma itu, cara ‘penelantaran’ yang terparah menurut saya adalah: saat ada orang yang ‘sengaja membuang bayi/ anaknya’!


Naudzubillahi min dzalik!!


Kalo ditanya alasannya, apapun bisa jadi jawabannya. Mau alasan seperti yang tadi disebut di atas, atau alasan- alasan lainnya, bahkan sampai alasan ngawur pun, jadi! Namanya juga manusia, pasti adaaaaa aja yang dijadiin alesan. Entah salah atau bener yang penting ada alesan dulu deh! Dasarrr manusiaaaa..


Sekilas membaca pernyataan di atas, How do you feel right now, guys?


Kesal kah? Geram kah? Marah? Atau pengen ninju para manusia tak berperike-anak-an itu dengan tenaga super?


Silahkan. (lho?!)


Hahaha. Nggak deng. Jadi jangan bersemangat berkoor “IYAA” dulu, dooong. Karena sekesal apapun, kita harus pinter- pinter nahan amarah, soalnya salah- salah bisa ikut masuk bui nih.


Dan lagi.. bukan itu, kok, yang sebenarnya mau dibahas..


Memang sih, perasaan marah kalau dengar atau melihat berita negatif itu manusiawi (betul!). Wah, apalagi kalau menyangkut anak- anak. Kayaknya kesalnya udah naik sampai ubun- ubun dah! bawaannya emosiii!!!
Hemm, kenapa ya?


“Yaa.. Mungkin karena kita juga berada di posisi sebagai anak. Wajar kalo nggak terima rekan sesama anak- nya diperlakukan seperti itu.”


“Soalnya perbuatan itu sangat tidak manusiawi! Tidak berperasaan!”


Mau teriak kayak gitu? Boleh kok boleeeeh.. waktu dan tempat dipersilahkan.. asal jangan sampai dilempar panci sama tetangga aja lantaran ‘heri’ alias heboh sendiri gara- gara kasus di atas.


Eh, tapi daripada teriak- teriak, salah- salah malah di lempar panci, mendingan kita kutip salah satu kata pepatah,

“orang bijak selalu bisa melihat rumput di antara bebatuan”.


jadi, cobalah untuk jadi orang bijak dengan mencari hal positif dalam keadaan negative sekalipun.


Terus apa dong hikmahnya?


Okee..
Begini sobatku. Sekedar mengingatkan, bahwa sampai saat ini, Alhamdulillah dan insyaAllah kita semua sedang dalam keadaan sehat. Iya bukan?


Sok tau, ah! Apa buktinya?


Lah lah lah.. kalo nggak sehat masa bisa online gini sih, sekarang? Mana bisa mantengin layar computer/ laptop kalo dalam keadaan sakit, atau parahnya terlantar di jalan?
Iyo tho? Iyo tho? Iyo tho?


Ehem. Terus.. mengingatkan lagi nih.. kenapa selama bertahun- tahun ini kita bisa hidup normal seperti sekarang?


Yap, benar sekali! Karena ada orang tua kita tersayang! Merekalah para mama-papa, ayah-bunda, mami-papi, —atau apalah panggilannya— yang sudah dengan begitu baiknya merelakan separuh usia mereka untuk mengasuh dan merawat kita. Dari mulai kita masih kecil, imut- imut dan tak berdosa, kemudian beranjak anak- anak, mulai bandel- dan ngeyel dikit. Sampai saat ini, saat udah nggak terhitung lagi berapa dosa yang udah kita perbuat terhadap Beliau. Berapa banyak kesalahan yang kita lakukan sama mereka, seberapa seringnya kah kita membuat luka- luka kecil di hati mereka??! Coba ingat- ingat lagi! Berapa banyak, sobat? Adakah yang bisa menjawab?



Aaaaaaa…..


Ternyata kalo diingat- ingat lagi, sebagian umur kita isinya dosa semua ya? Astaghfirullah!! Hayo ngakuu.. hahaha. Maka dari itu.. saya sebagai seorang anak,(ehem) mengajak kita semua untuk sama- sama bersyukur dengan hidup yang udah kita dapat selama belasan tahun ini. Bukan Cuma dengan berikrar ‘alhamdulillah’, tapi juga harus dibarengi perilaku bersyukur dan berterima kasih, terutama untuk mama- papa tayoooong. Banyak jalan menuju Roma, sama kayak banyak cara mewujudkan rasa cinta dan terima kasih kita untuk mama- papa. Apa aja? Berikut contoh kecilnya..


1. Berilah senyum terbaik untuk mereka!


Boleh banget! Tapi gimana dong kalo kita nya lagi bête? Boro- boro senyum, bawaannya pengen maraaahh terus! grrrr!!!


Aha! Itu dia! Justru saat kita lagi bête, itu merupakan sarana buat kita untuk melatih mengendalikan emosi juga. Tambah pahala dengan banyak beristighfar! Jangan tebarkan rasa bête kita pada mama- papa. Ingatlah, mereka nggak pernah ber- bête ria, tuh, bertahun- tahun merawat kita. Masa kita nahan bête di depan mereka aja nggak bisa sih? Apa kata duniaaaaa...........??!!



2. Silent please!


Konotasinya bukan saat kita ditanyain sama mereka, terus kita kunci suara. Bukaaaaaan!! Tapi saat kita dimarahi, diomelin, atau saat kita lagi dijadikan korban ‘semprotan’ mereka. Mau salah kek, nggak salah kek, nyambung atau nggak tapi tetep aja kita kena semprot. Nah saat itulah jurus ‘diam itu emas’ jadi jalan keluar yang (insyaAllah) paling baik.


Argh! Tapi kan sebel? Masa nggak ngerti apa- apa kena semprot juga?


Yahh.. hadapi dan terima sajalah.. istighfar sebanyak- banyaknya dan berpositif thinking lah, mungkin mereka lagi capek aja kali. Maklumi aktivitas mereka yang lebih berat dari kita. Nggak usah ngedumel atau berkoar- koar menyanggah omelan mereka. Nggak akan ada gunanya. Sebab percaya deh, marahnya mereka juga nggak akan lama kok. So, stay cool aja— pasang tampang cool yang kalem dan mendamaikan, bukan tampang nantang. Siapa tau abis dimarahin malah dapet duit. Hahahah.. Aseekk.. Uang jajan nambah deh..

3. Do our best for them


Nggak perlu ngasih uang, bukan juga dengan member barang mahal. Just do what you have to do for them (uuuhh so sweet..). Sebagai seorang anak yang tau diri dan berbakti, persembahkan apa yang kita bisa buat mereka. Nggak bisa kasih uang ya kasih prestasi. nggak bisa juga? Kasih waktu aja buat mereka. Bantu mereka sebisa kita. Sibuk sih boleh aja, apalagi buat kamu- kamu (dan sayaa juga siih) yang ngaku anak organisasi. Tapi tapi tapi.. jangan lebih mentingin organisasi seolah itulah hidup matimu gitu doongg.. orangtua surga- neraka nya kita nihh..


Paling nggak, ringankan sedikit beban mereka meski Cuma dengan kalimat “ada yang bisa aku bantu, Ma?” atau “papa capek ya? Mau aku pijetin bahunya nggak?”


Sekecil apapun hal yang kita lakukan, ikhlas dan tuluslah. Itu jauh labih berarti buat mereka daripada hal besar yang kita lakukan dengan wajah cemberut dan hati yang terpaksa.

 

Sebenarnya masih banyak hal- hal kecil yang bisa kita lakukan lagi. Tapi apapun itu, setiap orang pasti punya cara berbeda dalam perwujudannya kok.
"Yang terpenting adalah, selalu bersyukur karena kita masih memiliki mereka."
Bersyukur karena kita bukan anak- anak yang ditelantarkan seperti kasus- kasus di atas. Bersyukur karena masih bisa ketemu mama- papa dan hidup bersama mereka. Bersyukur terus. Lagi, lagi, lagi, laaaagiii! Jadi, Selamat bersyukur- ria!! ^_^





Copyright 2009 diary remaja. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy